MARI SUKSESKAN PEMILUKADA 2018

SEJARAH

SEJARAH DESA CIBUGEL



Desa Cibugel telah ada sekitar tahun 1875 pada masa kolonial belanda yang disebut dengan kata lain Petinggi. Pada saat itu bersamaan dengan keberadaan Kabupaten Sumedang. Desa Cibugel dipimpin oleh petinggi yaitu seorang kepala desa pada saat itu. kepala desa atau disebut kuwu Cibugel yaitu bernama ABAS, beliau adalah Kuwu pertama Desa Cibugel. Pada saat itu Indonesia masih berada di bawah jajahan Belanda. Kemudian Pemerintahan selanjutnya dipimpin oleh seorang kuwu bernama TIRTA DIRJA beliau adalah sesepuh dari Dusun Cibugel pada saat itu. Bapak TIRTA DIRJA disebut oleh masyarakat dengan sebutan Juragan Kuwu karna merupakan orang yang kaya, sehingga pada masa pemerintahannya Desa Cibugel lebih berkembang. Anak-anak dari Bapak TIRTA DIRJA juga banyak yang sukses dan menjadi orang-orang yang terhormat di desa mereka. Pada masa itu, Desa Cibugel memiliku 7 dusun, yang kemudian dibagi menjadi 3 desa karena wilayahnya dinilai terlalu luas, untuk memudahkan dalam menjalankan pemerintahan. Desa Cibugel dibagi menjadi 3 desa yaitu Desa Cibugel, Desa Cijaha dan Desa Antara.
Setelah pemerintahan Bapak TIRTA DIRJA kemudian digantikan oleh Bapak WIKARTA PRAJA, yang masih merupakan keturunan dari Bapak WIKARTA PRAJA. Setelah itu kepemimpinan diteruskan oleh Bapak Adi Maja, kemudian Bapak Yaya Kuswaya dan kemudian kembali dipimpin oleh Bapak Adi Maja. Setelah itu Bapak Mista, dilanjutkan oleh Bapak Atang dan diteruskan lagi oleh Bapak Atjun Kamsu dan kemudian yang  terakhir dan yang masih menjabat hingga sekarang yaitu Bapak RUSMAN. Keseluruhan dari masa kepemimpinan tersebut semua masih keturunan atau trah dari Bapak TIRTA DIRJA kecuali Bapak Atang.
Pada tahun 1975, Desa Cibugel dibagi lagi menjadi dua yaitu Desa Sukaraja dan Desa Cibugel. Desa Sukaraja dikepalai oleh Bapak H.Muhammad Noeh. Kemudian seiring berkembangnya maka Desa Sukaraja kembali kemekarkan menjadi dua yaitu Desa Sukaraja dan Desa Tamansari. Pada tahun 1982, Desa Cibugel kembali dimekarkan menjadi tiga desa yaitu Desa Cibugel, Desa Jayamekar dan Desa Buanamekar. Kini, Desa Cibugel telah memiliki tujuh desa yang merupakan pemekaran dari Desa Cibugel.
Desa Cibugel melewati masa Penjajahan Belanda dan Jepang. Pada saat masa Belanda, eilayah Desa Cibugel didominasi dengan perkebunan teh. Teh tersebut diolah dipabrik yang terletak di dekat perkebunan tersebut. Hasil dari teh tersebut dikirim ke Eropa untuk diperdagangkan. Para penduduk desa pun diperbantukan untuk mengelola perkebunan tersebut.
Setelah belanda menyerah dan kemudian digantikan oleh jepang, para tentara Jepang merusak perkebunan teh tersebut dengan tujuan untuk merusak perdagangan teh di Eropa. Kemudian tanaman teh digantikan dengan tanaman kacang tanah. Tanaman tersebut pun tumbuh dengan suburnya karena tanah diwilayah cibugel merupakan tanah yang kaya akan unsur hera. Sehingga ketika tanaman kacang tanah ditanam disana, maka kacang tanah itu tumbuh hingga lutut orang dewasa karena suburnya.
Setelah kemerdekaan, Desa Cibugel bergabung dengan wilayah Darmaraja. Penduduk Cibugel masih mengolah tanaman kacang tanah, jagung dan padi sebagai sumber penghidupan mereka. Penduduk Desa Cibugel merupakan masyarakat yang masih memegang erta adat istiadatnya. Selain itu sifat kegotongroyongan masih kuat terjaga.
Desa Cibugel merupakan salah satu tempat terjadinya pembantaian DI/TII Jawa Barat. Para anggota DI/TII bersembunyi di hutan dekat dengan pemukiman warga kemudian pada suatu saat mereka menyerang desa tersebut dengan tujuan mendapatkan bahan makanan dan persediaan barang-barang untuk bertahan hidup dihutan tersebut. Pada saat penyerangan tersebut menewaskan sekitar 130an warga desa dalam satu malam.
Maka dibuatlah sebuah tugu perigatan untuk mengenang pembantaian DI/TII yang terjadi di Desa Cibugel tersebut. Tugu tersebut berada di depan Kantor Desa Cibugel. Tempat menguburkan para warga yang meninggal akibat pembantaian DI/TII tersebut tepat didepan Kantor Desa Cibugel sekarang. Akan tetapi sebagian keluarga dari para warga yang memiliki kerabat yang meninggal memindahkan kuburan keluarganya. Namun ada sebagian yang masih tetap berada di dekat monumen tersebut. Bahkan kini tempat yang digunakan untuk menguburkan para warga yang tewas dibangun masjid yang kemudian diberi nama Masjid ASY-SYUHADA.

Berikut ini daftar peristiwa yang terjadi di Desa Cibugel
TAHUAN KEJADIAN
PERISTWA BAIK
PERISTIWA BURUK
..ss/d 1945

Penjajahan Belanda dan Jepang
1948-1959

Pemberontakan DI/TII
1962

Paceklik/ Tapran



1963
Pembangunan Balai Desa

1975
Pemekaran Desa Cibugel dengan Desa Sukaraja

1982
Kedatangan Gubernur Jawa Barat ( SOLIHINN)
Longsor Cilingga
1982
Pemekaran Desa Cibugel dengan Desa Jayamekar, Tamandari dan Buanamekar

1981-1982
Menerima Bantuan Sapi Banpres

1991
Terbentuknya Kecamatan Cibugel

2000
Menerima Bantuan KUT

2003-2005
-      Adanya Program PPK
-      Bantuan Aspal Jalan Parapatan - Cipicung

TAHUAN KEJADIAN
PERISTWA BAIK
PERISTIWA BURUK
2006
Adanya Program Raksa Desa

2007-2010
Adanya Program PNPM-MP

2009
-   Adanya Program PAMSIMAS
-   Bantuan Domba dari PIK
-   Juara 1 Lomba RW Unggulan Tingkat Kabupaten Sumedang
-   Juara 4 (harapan I) Lomba Desa Tingkat Kabupaten Sumedang
-   Juara 3 Lomba Posyandu Tingkat Kabupaten Sumedang
Longsor di Cigunugn I
2010
-   Juara I Lomba Desa Tingkat Kabupaten Sumedang
-   Menjadi Wakil Kabupaten Sumedang mengikuti Lomba Desa Tingkat Provinsi Jawa Barat

 

6 komentar:

  1. Waktos longsor Cilingga Tahun 1982, Gubernur Jabar anu rurumpaheun ka Cibugel teh sanes pa SOLIHIN GP kang tapi pa AANG KUNAEFI. Pa Solihin GP (1970 - 1974) Pa Aang Kunaefi (1975 - 1980) dan (1980 - 1985) du periode wakilna bp Soehoed Warnaen Peraatmadja. Da harita teh simkuring oge lalajo Helikopter turunna di sawah garing teu di lapang Jurutilu/lapang PGS (anu ayeuna kantor Kec).hehe.. waraas...

    BalasHapus
  2. Saya ingin tahu tahun terjadinya pembantaian di cibugel oleh DI/TII

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus