RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DESA CIBUGEL 2013-2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999, Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yuridis, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk
dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Landasan Pemikiran dalam pengaturan mengenai desa
adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratis dan pemberdayaan
masyarakat.
Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa
wewenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintahan
Nasional dan berada di Kabupaten/ Kota, maka sebuah desa diharuskan mempunyai
perencanaan yang matang berdasarkan partisipasi dan transpransi serta demokrasi
yang berkembang di desa, maka desa diharuskan mempunyai Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) ataupun Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RKP
Desa).
RPJM Desa Cibugel ini merupakan rencana strategis Desa
Cibugel untuk mencapai tujuan dan cita-cita desa. RPJM Desa tersebut nantinya
akan menjadi dokumen perencanaan yang akan menyesuaikan perencanaan tingkat
Kabupaten. Spirit ini apabila dapat dilaksanakan dengan baik maka kita akan
memiliki sebuah perencanaan yang memberi kesempatan kepada desa untuk
melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan yang lebih sesuai dengan
prinsip-prinsip Pemerintahan yang baik (Good
Governance) seperti partisipasif, transparan dan akuntabilitas.
1.2 Landasan
Hukum
1.
UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
2.
UU
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
3.
PP
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
4.
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Prosedur
Perencanaan dan Penggangaran Daerah Kabupaten Sumedang.
5.
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025.
6.
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Sumedang.
7.
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang.
8.
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
9.
Peraturan Bupati Sumedang Nomor 42 Tahun 2004 tentang pelimpahan sebagian
urusan Pemerintahan dari Bupati kepada Camat di Lingkungan Pemerintahan
Kabupaten Sumedang.
10. Peraturan Bupati Sumedang
Nomor 113 Tahun 2009 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda.
1.3. Tujuan
dan Manfaat
Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJM Desa) Desa Cibugel ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut
:
1.
Tujuan
RPJM Desa
a.
Agar
Desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan desa dalam lingkup skala desa
yang berkesinambungan dalam waktu 5 tahun dengan menyelaraskan kebijakan
pembangunan Kecamatan maupun Kabupaten.
b.
Sebagai
dasar/pedoman kegiatan pembangunan Desa Cibugel.
c.
Sebagai
masukan penyusunan RAPB Desa Cibugel.
2.
Manfaat
RPJM Desa
a.
Lebih
menjamin kesinambungan pembangunan.
b.
Sebagai
rencana induk pembangunan desa yang merupakan acuan pembangunan desa.
c.
Pemberi
arah seluruh kegiatan pembangunan di Desa.
d.
Menampung
aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program pembangunan dari
pemerintah.
e.
Dapat
Mendorong partisipasi masyarakat.
BAB
II
PROFIL
DESA
2.1. Kondisi
Desa
2.1.1. Sejarah
Desa
Desa Cibugel telah ada sekitar tahun
1875 pada masa kolonial belanda yang disebut dengan kata lain Petinggi. Pada saat itu bersamaan dengan
keberadaan Kabupaten Sumedang. Desa Cibugel dipimpin oleh petinggi yaitu
seorang kepala desa pada saat itu. kepala desa atau disebut kuwu Cibugel yaitu
bernama ABAS, beliau adalah Kuwu pertama Desa Cibugel. Pada saat itu Indonesia
masih berada di bawah jajahan Belanda. Kemudian Pemerintahan selanjutnya
dipimpin oleh seorang kuwu bernama TIRTA DIRJA beliau adalah sesepuh dari Dusun
Cibugel pada saat itu. Bapak TIRTA DIRJA disebut oleh masyarakat dengan sebutan
Juragan Kuwu karna merupakan orang
yang kaya, sehingga pada masa pemerintahannya Desa Cibugel lebih berkembang.
Anak-anak dari Bapak TIRTA DIRJA juga banyak yang sukses dan menjadi
orang-orang yang terhormat di desa mereka. Pada masa itu, Desa Cibugel memiliku
7 dusun, yang kemudian dibagi menjadi 3 desa karena wilayahnya dinilai terlalu
luas, untuk memudahkan dalam menjalankan pemerintahan. Desa Cibugel dibagi menjadi
3 desa yaitu Desa Cibugel, Desa Cijaha dan Desa Antara.
Setelah pemerintahan Bapak TIRTA
DIRJA kemudian digantikan oleh Bapak WIKARTA PRAJA, yang masih merupakan
keturunan dari Bapak WIKARTA PRAJA. Setelah itu kepemimpinan diteruskan oleh
Bapak Adi Maja, kemudian Bapak Yaya Kuswaya dan kemudian kembali dipimpin oleh
Bapak Adi Maja. Setelah itu Bapak Mista, dilanjutkan oleh Bapak Atang dan
diteruskan lagi oleh Bapak Atjun Kamsu dan kemudian yang terakhir dan yang masih menjabat hingga
sekarang yaitu Bapak RUSMAN. Keseluruhan dari masa kepemimpinan tersebut semua
masih keturunan atau trah dari Bapak TIRTA DIRJA kecuali Bapak Atang.
Pada tahun 1975, Desa Cibugel dibagi
lagi menjadi dua yaitu Desa Sukaraja dan Desa Cibugel. Desa Sukaraja dikepalai
oleh Bapak H.Muhammad Noeh. Kemudian seiring berkembangnya maka Desa Sukaraja
kembali kemekarkan menjadi dua yaitu Desa Sukaraja dan Desa Tamansari. Pada
tahun 1982, Desa Cibugel kembali dimekarkan menjadi tiga desa yaitu Desa
Cibugel, Desa Jayamekar dan Desa Buanamekar. Kini, Desa Cibugel telah memiliki
tujuh desa yang merupakan pemekaran dari Desa Cibugel.
Desa Cibugel melewati masa
Penjajahan Belanda dan Jepang. Pada saat masa Belanda, eilayah Desa Cibugel
didominasi dengan perkebunan teh. Teh tersebut diolah dipabrik yang terletak di
dekat perkebunan tersebut. Hasil dari teh tersebut dikirim ke Eropa untuk
diperdagangkan. Para penduduk desa pun diperbantukan untuk mengelola perkebunan
tersebut.
Setelah belanda menyerah dan
kemudian digantikan oleh jepang, para tentara Jepang merusak perkebunan teh
tersebut dengan tujuan untuk merusak perdagangan teh di Eropa. Kemudian tanaman
teh digantikan dengan tanaman kacang tanah. Tanaman tersebut pun tumbuh dengan
suburnya karena tanah diwilayah cibugel merupakan tanah yang kaya akan unsur
hera. Sehingga ketika tanaman kacang tanah ditanam disana, maka kacang tanah
itu tumbuh hingga lutut orang dewasa karena suburnya.
Setelah kemerdekaan, Desa Cibugel
bergabung dengan wilayah Darmaraja. Penduduk Cibugel masih mengolah tanaman kacang
tanah, jagung dan padi sebagai sumber penghidupan mereka. Penduduk Desa Cibugel
merupakan masyarakat yang masih memegang erta adat istiadatnya. Selain itu
sifat kegotongroyongan masih kuat terjaga.
Desa Cibugel merupakan salah satu
tempat terjadinya pembantaian DI/TII Jawa Barat. Para anggota DI/TII
bersembunyi di hutan dekat dengan pemukiman warga kemudian pada suatu saat
mereka menyerang desa tersebut dengan tujuan mendapatkan bahan makanan dan
persediaan barang-barang untuk bertahan hidup dihutan tersebut. Pada saat
penyerangan tersebut menewaskan sekitar 130an warga desa dalam satu malam.
Maka dibuatlah sebuah tugu perigatan
untuk mengenang pembantaian DI/TII yang terjadi di Desa Cibugel tersebut. Tugu
tersebut berada di depan Kantor Desa Cibugel. Tempat menguburkan para warga
yang meninggal akibat pembantaian DI/TII tersebut tepat didepan Kantor Desa
Cibugel sekarang. Akan tetapi sebagian keluarga dari para warga yang memiliki
kerabat yang meninggal memindahkan kuburan keluarganya. Namun ada sebagian yang
masih tetap berada di dekat monumen tersebut. Bahkan kini tempat yang digunakan
untuk menguburkan para warga yang tewas dibangun masjid yang kemudian diberi
nama Masjid ASY-SYUHADA.
Berikut
ini daftar peristiwa yang terjadi di Desa Cibugel
TAHUAN KEJADIAN
|
PERISTWA BAIK
|
PERISTIWA BURUK
|
..ss/d 1945
|
|
Penjajahan
Belanda dan Jepang
|
1948-1959
|
|
Pemberontakan
DI/TII
|
1962
|
|
Paceklik/
Tapran
|
|
|
|
1963
|
Pembangunan
Balai Desa
|
|
1975
|
Pemekaran
Desa Cibugel dengan Desa Sukaraja
|
|
1982
|
Kedatangan
Gubernur Jawa Barat ( SOLIHINN)
|
Longsor
Cilingga
|
1982
|
Pemekaran
Desa Cibugel dengan Desa Jayamekar, Tamandari dan Buanamekar
|
|
1981-1982
|
Menerima
Bantuan Sapi Banpres
|
|
1991
|
Terbentuknya
Kecamatan Cibugel
|
|
2000
|
Menerima
Bantuan KUT
|
|
2003-2005
|
-
Adanya
Program PPK
-
Bantuan
Aspal Jalan Parapatan - Cipicung
|
|
TAHUAN KEJADIAN
|
PERISTWA BAIK
|
PERISTIWA BURUK
|
2006
|
Adanya
Program Raksa Desa
|
|
2007-2010
|
Adanya
Program PNPM-MP
|
|
2009
|
-
Adanya
Program PAMSIMAS
-
Bantuan
Domba dari PIK
-
Juara
1 Lomba RW Unggulan Tingkat Kabupaten Sumedang
-
Juara
4 (harapan I) Lomba Desa Tingkat Kabupaten Sumedang
-
Juara
3 Lomba Posyandu Tingkat Kabupaten Sumedang
|
Longsor
di Cigunugn I
|
2010
|
-
Juara
I Lomba Desa Tingkat Kabupaten Sumedang
-
Menjadi
Wakil Kabupaten Sumedang mengikuti Lomba Desa Tingkat Provinsi Jawa Barat
|
|
2.1.2. Demografi
Letak
dan Luas Wilayah
Desa Cibugel merupakan salah satu dari 7 Desa di
Wilayah Kecamatan Cibugel yang terletak di ibu kota kecamatan yang mempunyai luas wilayah 4,5 km2.
Batas-batas administratif pemerintahan
Desa Cibugel Kecamatan Cibugel sebagai berikut :
- Sebelah Utara
|
:
|
Desa Tamansari
|
- Sebelah Timur
|
:
|
Desan Sukaraja dan Desa Jayamandiri
|
- Sebelah Selatan
|
:
|
Desa Buanamekar dan Desa Jayamandiri
|
- Sebelah Barat
|
:
|
Desa Jayamekar
|
Iklim
Iklim Desa Cibugel, sebagaiman desa-desa lain diwilayah
Indonesia mempunyai Iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai
pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Cibugel Kecamatan
Cibugel.
2.1.3. Keadaan
Sosial
Jumlah
Penduduk
Penduduk Desa Cibugel berjumlah 4.150 jiwa,
yang terdiri dari 2.109 orang laki-laki dan 2.041 orang
perempuan, yang terbagi dalam 1.251 Kepala
Keluarga (KK) dengan jumlah rumah sebanyak 105 buah dengan kepadatan 808 jiwa / Km².
Jumlah penduduk per dusun di Desa Cibugel hasil
estimasi perhitungan tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
Tabel -1
Jumlah
Penduduk Per Dusun Di Desa Cibugel Tahun 2013
No
|
Dusun
|
Jumlah Penduduk
|
Jumlah
KK
|
||
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
|||
1.
|
Sirnarasa
|
974
|
950
|
1.924
|
572
|
2.
|
Cidomas
|
621
|
613
|
1.234
|
365
|
3.
|
Cibugel
|
514
|
478
|
991
|
314
|
Jumlah Total
|
2.109
|
2.041
|
4.150
|
1.251
|
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Cibugel sebagai
berikut :
Tabel -2
Tingkat Pendidikan
Blm Skl
|
Blm TMT SD
|
TMT SD
|
TMT SLTP
|
TMT SLTA
|
D1/
D2
|
D3
|
S1
|
S2
|
818
|
370
|
1.963
|
570
|
331
|
7
|
27
|
57
|
7
|
2.1.4. Keadaan
Ekonomi
Mata
Pencaharian
Karena Desa Cibugel merupakan desa pertanian, maka
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya
sebagai berikut :
Tabel -3
Mata Pencaharian Penduduk
Tdk Bekerja
|
IRT
|
Pelajar
|
Pensiunan
|
PNS
|
TNI/
Polri
|
Petani
|
Buruh
|
Peg. Swata
|
Wiraswasta
|
Lain-Lain
|
1137
|
1098
|
507
|
24
|
41
|
4
|
441
|
38
|
100
|
750
|
37
|
Pola
Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah di Desa Cibugel sebagian besar
diperuntukan untuk tanah pertanian kebun dan sawah sedangkan sisanya tanah
kering yang merupakan bangunan dan Fasilitas-fasilitas lainnya.
Pemilikan
Ternak
Jumlah Kepemilikan Hewan Ternak penduduk Desa Cibugel
adalah sebagai berikut :
Tabel -4
Kepemilikan Ternak
Ayam
|
Domba
|
Sapi
|
Lain-lain
|
1570
|
540
|
215
|
95
|
2.2. Kondisi
Pemerintahan Desa
2.2.1. Pembagian
Wilayah Desa
Desa Cibugel
merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Cibugel, secara geografis Desa
Cibugel terletak antara 6º44’-70º83’ Lintang selatan dan 107º21’-108º21’ Bujur
Timur, yang terdiri dari 3
(tiga) Dusun yaitu : Dusun Sirnarasa, Dusun Cidomas dan Dusun Cibugel, 3
(tiga) RW dan 18 (delapan belas) RT.
Dusun paling luas wilayahnya adalah Dusun Sirnarasa dan yang paling kecil
luas wilayahnya adalah Dusun Cibugel Sehingga secara umum terlihat bahwa
pembagian ketiga dusun tersebut relatif merata sehingga jikalau dilihat dari
aspek persebaran pembangunan maka pelaksanaan pembangunan di ketiga dusun telah
memiliki potensi baik alam maupun sumber daya manusia yang hampir dapat
dikatakan sama dan seimbang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1
di bawah ini.
Luas Wilay ah Menurut Dusun di Desa Cibugel
No.
|
Dusun
|
Luas Wilayah (Ha)
|
1
|
Sirnarasa
|
174,3 Ha
|
2
|
Cidomas
|
153,2 Ha
|
3
|
Cibugel
|
123,5 Ha
|
Luas wilayah masing-masing dusun tidak pernah berubah semenjak Desa Cibugel
melakukan pemekaran pada tahun 2008 menjadi Desa Cibugel sebagai desa induk dan
Desa Jayamandiri.
2.2.2. SOTK
Desa
Kepala
Desa
|
BPD
|
Petugas
Teknis Lapangan
|
Sekretaris Desa
|
Ulu-Ulu
|
EMING
|
RUSMAN
|
Kadus Sirnarasa
|
UUN S.
|
T A T A
|
Kadus Cidomas
|
MAMAN
|
Kadus Cibugel
|
HENDI
|
Kulisi
Desa
|
SAPTA
|
Kaur Umum dan Pemerintahan
|
Kaur
Kesra
|
DADANG S
|
USUP S.
|
Kaur
Ekbang
|
ROMLI
|
Bendahara
Desa
|
IDA R
|
BAB
III
POTENSI
DAN MASALAH
3.1. Potensi
Luas
wilayah Desa Cibugel adalah 4,5 Km² (empat koma lima kilometer persegi) terdiri
dari pemukiman seluas 0,32 Km², persawahan seluas 0,85 Km², perkebunan 2,85
Km², kuburan 0,04 Km², pekarangan 0,05 Km², perkantoran 0,02 Km², dan prasarana
umum lainnya seluas 0,38 Km².
Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan di Desa Cibugel
No.
|
Jenis Penggunaan
|
2010
|
2011
|
2012*)
|
1.
|
Sawah
|
0,85
|
0,85
|
0,85
|
2.
|
Perkebunan
|
2,85
|
2,85
|
2,85
|
3.
|
Kuburan
|
0,04
|
0,04
|
0,04
|
4.
|
Pekarangan
|
0,05
|
0,05
|
0,05
|
5.
|
Perkantoran
|
0,02
|
0,02
|
0,02
|
6.
|
Prasarana
Umum
|
0,38
|
0,38
|
0,38
|
7.
|
Pemukiman
|
0,32
|
0,32
|
0,32
|
Jumlah
|
4,5
|
4,5
|
4,5
|
Pembagian luas wilayah dan penggunaan
lahan di Desa Cibugel Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang dapat
divisualisaikan dalam grafik di bawah
ini :
Pembagian
Penggunaan Lahan di Desa Cibugel
Perekonomian Desa
Pertambahan
dan peningkatan aspek perekonomian menjadi bagian penting dari eksistensi
adanya pemerintahan di desa, dengan adanya peningkatan aktivitas perekonomian
di desa menunjukan keberhasilan Pemerintah Desa dalam mengelola dan
mempergunakan kemampuan serta sumber daya yang ada sehingga meningkatkan
masyarakat pada kesejahteraan.
Salah
satu indikator peningkatan perekonomian di Desa Cibugel adalah perkembangan
jumlah lapangan usaha mulai dari sektor pertanian, peternakan, perdagangan,
industri, perkebunan hingga sektor jasa dan dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini :
Jumlah Lapangan Usaha
di Desa Cibugel
No.
|
Lapangan Usaha
|
2011
|
2012
|
2013
|
1.
|
Pertanian
|
698
|
715
|
715
|
2.
|
Peternakan
|
45
|
51
|
51
|
3.
|
Perdagangan
|
184
|
211
|
211
|
4.
|
Industri
|
6
|
7
|
7
|
5.
|
Perkebunan
|
38
|
43
|
43
|
6.
|
Jasa
|
46
|
55
|
55
|
Jumlah
|
1017
|
1082
|
1082
|
Dari
data diatas kita dapat melihat bahwa jumlah lapangan usaha untuk tahun 2011 dan tahun 2013 melebihi jumlah Kepala Keluarga pada
tahun yang bersangkutan, hal ini dikarenakan adanya beberapa Kepala Keluarga
yang merangkap pekerjaan dalam beberapa sektor usaha.
Pendapatan Asli Desa
Pendapatan
Asli Desa (PAD) merupakan salah satu indikator kemandirian desa terutama dalam
aspek fiskal untuk pembiayaan urusan rutin di kantor maupuan dalam pembiayaan
pembangunan di desa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Pendapatan Asli Desa
(PAD)
di Desa Cibugel Tahun 2012
Uraian
|
2011
|
2012
|
2013
|
|
1.
|
Tanah Carik
|
8.285.600,00
|
8.285.600,00
|
8.285.600,00
|
2.
|
Raksa Desa
|
1.250.000,00
|
1.650.000,00
|
1.650.000,00
|
3.
|
Warung Desa
|
10.000.000,00
|
10.000.000,00
|
10.000.000,00
|
Jumlah
|
19.535.600
|
19.935.600
|
19.935.600
|
3.2. Masalah
Berdasarkan penjaringan masalah yang
dilakukan di setiap dusun dihadapi masalah sebagai berikut :
I.
|
PENGEMBANGAN WILAYAH
|
1.1
|
Pekerjaan Umum
|
1.1.1
|
Jalan Cibiru –Sukamaju Rusak dan belum di kirmir p 410 m
|
1.1.2
|
Jalan Gada – Jurutilu rusak (perlu di plur ulang)
|
1.1.3
|
Jalan Gada- Mahsayong becek (belum di plur)
|
1.1.4
|
Jurutilu – Parapatan becek pada musim hujan harus di
kirmir
|
1.1.5
|
Jembatan Cikujang – Silegok rusak parah
|
1.1.6
|
Jalan Cigunung becek pada musim hujan harus di kirmir
|
1.1.7
|
Gada –Sukamaju masih Berlubang
|
1.1.8
|
Gang Pajagalan sudah rusak
|
1.1.9
|
Gang Sirnarasa becek
|
1.1.10
|
Jembatan Santiong rusak
|
1.1.11
|
Jalan
Pasirjengkol- Sukawaris rusak
|
1.1.12
|
Jalan Bakansawut masih batu
|
1.1.13
|
Jalan Gang Babakanpeteuy rusak
|
1.1.14
|
Jalan Babakandesa – Parapatan rusak parah
|
1.1.15
|
Babakandesa – Cipicung rusak parah
|
1.1.16
|
Jalan gang Kecamatan- Kemantren rusak
|
1.1.17
|
Jalan Panggung- carik masih tanah
|
1.1.18
|
Masjid Jami Asy- Syuhada perlu direhab
|
1.1.19
|
Masjid Jami Al- Istokomah perlu direhab
|
1.1.20
|
Masjid Jami Miftahul Huda perlu direhab
|
1.1.21
|
Masjid Jami Al-Ikhlas perlu direhab
|
1.1.22
|
Masjid Jami Al-Barokah perlu direhab
|
1.1.23
|
Mushola Al-Muawanah perlu direhab
|
1.1.24
|
Mushola AR-Rohman perlu direhab
|
1.1.25
|
Mushola Nurul Iman perlu direhab
|
1.1.26
|
Mushola AL- Inayah perlu direhab
|
1.1.27
|
Mushola AL-Iswatunhasah perlu direhab
|
1.1.28
|
Mushola Nurul Iman perlu direhab
|
1.1.29
|
Mushola AR-Rohman perlu direhab
|
1.1.30
|
Mushola AL- Majroah perlu direhab
|
1.1.31
|
Mushola AL- Barokah perlu direhab
|
1.1.32
|
Mushola Uswatun Hasanah perlu direhab
|
1.1.33
|
Mushola AL- Hidayah perlu direhab
|
1.1.34
|
Mushola AL-Mustopa perlu direhab
|
1.1.35
|
Mushola AL- Ikhsan perlu direhab
|
1.1.36
|
Mushola Nurul Hikmah perlu direhab
|
1.1.37
|
Mushola Al- Hidayah perlu direhab
|
1.1.38
|
Mushola Al- Sholihin perlu direhab
|
1.1.39
|
Harus Ada
PAUD Dusun Sirnarana
|
1.1.40
|
Harus Ada Pos Yandu Dsn. Sirnarasa
|
1.1.41
|
Jln. Carik – Jurutilu Rusak Parah
|
1.1.42
|
Belum ada TPA
|
1.1.43
|
Belum tersediannya Kobong PONPES Riyadul Mustofa
|
1.1.44
|
Masih Banyak rumah Tidak Layak Huni
|
1.1.45
|
Perlu Pemeliharaan kantor dan Rehab Desa
|
1.1.46
|
Guliplug Mahsanjong- Kadu
|
1.1.47
|
Guliplug Dusun Sirnarasa Gada Cilegok
|
1.1.48
|
Pembuatan Gully Plug, dan Dam Penahan Erosi (DPE)
|
1.1.49
|
Lapang Bola Carik Masih Kecil perlu pelebaran
|
1.1.50
|
Jl. Cibugel –Darmaraja Rusak Parah
|
1.1.51
|
Jl. Cibugel- Cipasang Rusak Parah
|
1.1.52
|
Tebing di Wilayah RT 04/01 terancam longsor
|
1.1.53
|
Jl. Gada- Jayamekar sudah ruksak
|
1.1.54
|
Beberapa jalan gang di dusun Sirnarasa belum di plur
|
1.1.55
|
Beberapa jalan gang di dusun Cidomas belum di plur
|
1.1.56
|
Beberapa Jalan gang di dusun Cibugel belum di plur
|
1.1.57
|
Belum tersedia jalan pertanian Pasir Jengkol-Cikondang
amis
|
1.1.58
|
Jalan Cikondang amis-Carik sebagian besar masih
bebatuan
|
1.1.59
|
Belum tersedianya Sanggar Seni
|
1.1.60
|
Posyandu Kartini Sudah Rusak
|
1.1.61
|
Belum tersedianya Posyandu di Dusun Sirnarasa
|
1.1.62
|
Jalan Gang Pamunduran Masih Tanah
|
1.1.63
|
Belum tersedianya Balai Dusun Sirnarasa
|
1.1.64
|
Belum tersedianya Balai Dusun Cidomas
|
1.1.65
|
Belum tersedianya Balai Dusun Cibugel
|
1.1.66
|
Belum tersedinanya tempat pemandian Zenajah di tiap
Dusun
|
1.1.67
|
Belum tersedianya Jalan Pertanian
Babakansawut-Babakanmoyan
|
1.2
|
Sumber Daya
Air
|
1.2.1
|
Irigasi Cigunung II Sudah Rusak
|
1.2.2
|
Irigasi Cigunung I Sudah Rusak
|
1.2.3
|
Irigasi Cirakoneng- Cibitung- Babakandesa
Tidak Berfungsi
|
1.2.4
|
Saluran Air Bersih Bakan Sawut
|
1.2.5
|
Belum tersedianya Sarana Air Bersih Cikondangamis
|
1.2.6
|
Saluran Air bersih Dusun Cibugel belum tertata rapih
|
1.2.7
|
Air bersih di Dusun Cibugel dan Cidomas belum di
meter
|
1.3
|
Lingkungan
Hidup
|
1.3.1
|
Harus ada MCK Di RT 07/01 Dusun Sirnarasa
|
1.3.2
|
Harus Ada MCK di RT 01/02 Dusun Cidomas
|
1.3.3
|
Harus Ada MCK di RT 05/03 Dusun Cibugel
|
1.3.4
|
Harus ada
Sumur Resapan Air Hujan
|
1.3.5
|
Belum Tersedianya Tempat Pengolahan sampah
|
II.
|
BIDANG SOSIAL
BUDAYA
|
2.1
|
Pendidikan
|
2.1.1
|
Kreatifitas anak di bidang Kesenian Modern masih kurang
|
2.1.2
|
Kurangnya Operasional TUTOR PAUD
|
2.1.3
|
Bidang Kesenian tradisional kurang berkembang
|
2.1.4
|
Masih banyak anak putus sekolah
|
2.1.5
|
PAUD Ar-Rohman belum mempunyai sarana bermain anak
|
2.1.6
|
BKB Desa Cibugel belum mempunyai sarana bermain anak
|
2.2
|
Kesehatan
|
2.2.1
|
Kurangnya Pembinaan Kader Posyandu, PKK,RT/RW
|
2.2.2
|
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Kesehatan
|
2.2.3
|
178 warga termasuk Rumah Tangga Kurang Mampu
|
2.2.4
|
Masih Kekurangan Peralatan Posyandu di tiga Dusun
|
2.3
|
Pemerintahan
|
2.3.1
|
SDM Perangkat Desa Masih kurang
|
2.3.2
|
SDM RT/RW kurang
|
2.3.3
|
Kurangnya Kesejahteraan Kader Posyandu, PKK, RT/RW
|
2.3.4
|
PKK Kurang Keterampilan (Menjahit, Kerajinan Tangan
dll)
|
2.4
|
Sosial
|
2.4.1
|
25 orang termasuk katogori cacat fisik
|
2.4.2
|
3 orang anak Idiot
|
2.4.3
|
1 orang warga termasuk katagori cacat mental
|
2.5
|
Keagamaan
|
2.5.1
|
Kurangnya Kesejahteraan Guru Ngaji dan TPA
|
2.5.2
|
Masih Kurang Alat-Alat Seni Keagamaan (Samroh,Rebana)
|
2.6
|
Seni dan
Budaya
|
2.6.1
|
Belum tersedianya Alat-alat Kesenian Tradisional
|
III.
|
BIDANG
EKONOMI
|
3.1
|
Pertanian
|
3.1.1
|
Belum tersedianya sarana pertanian
|
3.1.2
|
Bibit Padi masih kurang
|
3.1.3
|
Bibit jagung masih kurang
|
3.1.4
|
Masih banyak Lahan Kritis
|
3.1.5
|
Perlu adanya Pelatihan Rehabilitasi Lahan Kritis
|
3.1.6
|
Pembuatan Agroforesti dan Pemanfaatan Lahan Bawah
Tegakan (PLBT)
|
3.1.7
|
Pelatiahan Penanganan Kawasan Hulu Cachment Area
Waduk Jati Gede
|
3.1.8
|
Pembuatan Lumbung Kelompok Tani
|
3.1.9
|
Harus diperdayakan Kecil Menanam Dewasa Memanen
(KMDM)
|
3.1.10
|
Belum ada Persemaian Mekar Mukti
|
3.1.11
|
Belum ada Persemaian Sinar Harapan
|
3.1.12
|
Belum ada Agroforestri dan PLBT
|
3.2
|
Peternakan/
Perikanan
|
3.2.1
|
Perlu penambahan bantuan Ternak Domba
|
3.2.2
|
Perlu penambahan bantuan Ternak Sapi
|
3.2.3
|
Perlu bantuan Ternak Ayam
|
3.2.4
|
Kurangnya Bibit Ikan
|
3.2.5
|
Perlu pembinaan Keluarga Ternak
|
3.3
|
Perdagangan/
Koperasi/Industri
|
3.3.1
|
UP2K masih belum berkembang
|
3.3.2
|
Sarana prasarana BUMDES belum berkembang
|
3.3.3
|
Perlu adanya Pengelohan makanan has daerah
|
3.4.4
|
Kurangnya Modal
Gakin Produktif
|
3.4.5
|
Belum Tersedianya Pasar Desa/Rakyat
|
BAB
IV
RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
4.1. Visi
dan Misi
4.1.1.
Visi
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan, kemana
organisasi akan dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten serta
tetap eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi berisikan cita dan citra
yang ingin diwujudkan dan Visi Desa Cibugel harus
selalu berlandaskan RPJMD Kabupaten Sumedang dan Renstra Kecamatan Cibugel
sebagai bagian dari konsekuensi tata urutan berpemerintahan, visi Desa Cibugel adalah :
“Dengan iman dan taqwa pada tahun 2018 Desa Cibugel akan menjadi pusat perekonomian di
Kecamatan Cibugel yang disokong tatanan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.”. Dengan
moto “Cibugel BERADAB (Bersih, Rapi, Dinamis dan Berwibawa)”
diharapkan akan bersinergi dengan “SUMEDANG
SEYUM MANIS”.
4.1.2.
Misi
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
organisasi sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan. Dalam
rangka mewujudkan visi tersebut, dirumuskan 3 (tiga) misi Desa Cibugel sebagai berikut :
Sedangkan Misi Desa Cibugel Adalah :
1. Meningkatkan
SDM Pemerintah Desa dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat;
2. Mengembangkan
dan menggali potensi yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam
yang dimiliki, untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat baik dibidang
kesehatan, pendidikan maupun perekonomian;
3.
Meningkatkan infrastruktur desa, diantaranya pembangunan kantor
desa, Jalan dan Gang Desa, Irigasi Pertanian dan Pembuatan Pasar
Tradisional/Desa.
Untuk mengoperasionalkan Visi dan Misi Desa perlu dilandasi
nilai-nilai desa yang
bersumber dari kearifan budaya lokal
yang ada dan tumbuh dalam masyarakat, antara lain adalah :
a.
Landung kandungan laer aisan, leuleus jeujeur liat tali
b.
Hade goreng ku omong
c.
Kacai jadi saleuwi, kadarat jadi salogak
d.
Caina herang, laukna beunang
Landung kandungan laer aisan, leuleus jeujeur liat tali.
Diartikan bahwa setiap kepemimpinan dalam berbagai lapisan mulai dari tingkat
keluarga, RT, RW, dengan
desa harus arif dan bijaksana, setiap pengambilan keputusan harus didasarkan
pada sinergitas kecerdasaran spiritual, emosianal dan intelektual.
Hade goreng ku omong. Maknanya adalah untuk menjaga tali silaturahmi dan
hubungan pemerintahan yang baik harus dibangun komunikasi yang intensif,
akuntabel dan transparan, baik antar unsur aparatur maupun antara aparatur
dengan segenap warga masyarakat.
Kacai jadi saleuwi, kadarat jagi salogak. Artinya adalah
bahwa dalam menjawab berbagai tantangan dan mendayagunakan berbagai peluang
dibutuhkan persatuan dan kesatauan atau kebersamaan dan kemanunggalan antar
sesama komponen desa.
Caina herang, laukna beunang. Diartikan sebagai suatu pola
pikir, sikap dan tindak dalam penyelesaian masalah yang berorientasi pada
proses yang konstruktif dan hasil yang komprehensif dalam kerangka win win solution.
Konsepsi dan nilai-nilai
inilah yang menjadi landasan Desa Cibugel untuk mewujudkan sebuah harapan dan
semangat menjadikan Kabupaten Sumedang sebagai Puseur Budaya Pasundan, dengan mengambil semangat “Dina
budaya urang napak tina Budaya urang ngapak”.
4.2.
Kebijakan Pembangunan
4.2.1.
Arah Kebijakan Pembangunan Desa
Prioritas kebijakan
program pembangunan Desa Cibugel yang tersusun dalam RPK Desa tahun 2013
sepenuhnya didasarkan pada berbagai permasalahan sebagaimana tersebut dalam
rumusan masalah diatas. Sehingga diharapkan prioritas program pembangunan yang
akan dilaksanakan pada tahun 2009 nantinya benar-benar berjalan efektif untuk
menanggulangi permasalahan di masyarakat, terutama upaya meningkatkan
keberpihakan pembangunan terhadap kebutuhan hak-hak dasar masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, pendapatan, dll. Dengan demikian arah dan kebijakan
pembangunan desa secara langsung dapat berperan aktif menanggulangi kemiskinan
pada level desa.
4.2.2.
Program Pembangunan Desa
Program
Pembangunan Desa Tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut :
I.
|
PENGEMBANGAN WILAYAH
|
1.1
|
Pekerjaan Umum
|
1.1.1
|
Plurisasi dan Kirmir Jalan Cibiru –Sukamaju
|
1.1.2
|
Plurisasi Jalan Gada – Jurutilu
|
1.1.3
|
Plurisasi Jalan Gada- Mahsayong
|
1.1.4
|
Kirmir Jurutilu – Parapatan
|
1.1.5
|
Pemangunan Jembatan Cikujang – Silegok
|
1.1.6
|
Kirmir Jalan Cigunung
|
1.1.7
|
Plurisasi Gada –Sukamaju
|
1.1.8
|
Plurisasi Gang Pajagalan
|
1.1.9
|
Plurisasi Gang Sirnarasa
|
1.1.10
|
Pembuatan Jembatan Santiong
|
1.1.11
|
Plurisasi Jalan
Pasirjengkol- Sukawaris
|
1.1.12
|
Plurisasi/Rabat Beton Jalan
Bakansawut
|
1.1.13
|
Plurisasi Jalan Gang Babakanpeteuy
|
1.1.14
|
Pengaspalan Jalan Babakandesa – Parapatan
|
1.1.15
|
Pengaspalan Babakandesa – Cipicung
|
1.1.16
|
Plurisasi Jalan gang Kecamatan- Kemantren
|
1.1.17
|
Plurisasi Jalan Panggung- carik
|
1.1.18
|
Rehabilitasi Masjid Jami Asy- Syuhada
|
1.1.19
|
Rehabilitasi Masjid Jami Al- Istokomah
|
1.1.20
|
Rehabilitasi Masjid Jami Miftahul Huda
|
1.1.21
|
Rehabilitasi Masjid Jami Al-Ikhlas
|
1.1.22
|
Rehabilitasi Masjid Jami Al-Barokah
|
1.1.23
|
Rehabilitasi Mushola Al-Muawanah
|
1.1.24
|
Rehabilitasi Mushola AR-Rohman
|
1.1.25
|
Rehabilitasi Mushola Nurul Iman
|
1.1.26
|
Rehabilitasi Mushola AL- Inayah
|
1.1.27
|
Rehabilitasi Mushola AL-Iswatunhasah
|
1.1.28
|
Rehabilitasi Mushola Nurul Iman
|
1.1.29
|
Rehabilitasi Mushola AR-Rohman
|
1.1.30
|
Rehabilitasi Mushola AL- Majroah
|
1.1.31
|
Rehabilitasi Mushola AL- Barokah
|
1.1.32
|
Rehabilitasi Mushola Uswatun Hasanah
|
1.1.33
|
Rehabilitasi Mushola AL- Hidayah
|
1.1.34
|
Rehabilitasi Mushola AL-Mustopa
|
1.1.35
|
Rehabilitasi Mushola AL- Ikhsan
|
1.1.36
|
Rehabilitasi Mushola Nurul Hikmah
|
1.1.37
|
Rehabilitasi Mushola Al- Hidayah
|
1.1.38
|
Rehabilitasi Mushola Al- Sholihin
|
1.1.39
|
Pembangunan PAUD Dusun Sirnarana
|
1.1.40
|
Pembangunan Pos Yandu Dsn. Sirnarasa
|
1.1.41
|
Rehab Plurisasi Jln. Carik – Jurutilu
|
1.1.42
|
Pembangunan TPA
|
1.1.43
|
Pembangunan Kobong PONPES Riyadul Mustofa
|
1.1.44
|
Rehab Rumah
Tidak Layak Huni
|
1.1.45
|
Pemeliharaan kantor dan Rehab Desa
|
1.1.46
|
Guliplug Mahsanjong- Kadu
|
1.1.47
|
Guliplug Dusun Sirnarasa Gada Cilegok
|
1.1.48
|
Pembuatan Gully Plug, dan Dam Penahan Erosi (DPE)
|
1.1.49
|
Pelebaran Lapang Sepak Bola Carik
|
1.1.50
|
Pengaspalan dan Kirmir Jl. Cibugel- Darmaraja
|
1.1.51
|
Pengaspalan dan Kirmir Jl. Cibugel- Parakanpanjang
|
1.1.52
|
Pembuatan TPT dan Bronjong Kawat di RT.04/01
|
1.1.53
|
Plurisasi Jl. Gada- Jayamekar
|
1.1.54
|
Plurisasi jalan gang di dusun Sirnarasa
|
1.1.55
|
Plurisasi jalan gang di dusun Cidomas
|
1.1.56
|
Plurisasi jalan gang di dusun cibugel
|
1.1.57
|
Pembukaan Jalan Pertania Pasir Jengkol-Cikondang amis
|
1.1.58
|
Rabat Beton Jalan cikondang amis-carik
|
1.1.59
|
Pembangunan sanggar seni budaya
|
1.1.60
|
Rehabilitasi Posyandu Kartini
|
1.1.61
|
Pembangunan Posyandu di Dusun Sirnarasa
|
1.1.62
|
Pluriasasi Jalan Gang Pamunduran
|
1.1.63
|
Pembangunan Balai Dusun Sirnarasa
|
1.1.64
|
Pembangunan Balai Dusun Cidomas
|
1.1.65
|
Pembangunan Balai Dusun Cibugel
|
1.1.66
|
Pembuatan tempat pemandian Zenajah
|
1.1.67
|
Pembukaan Jalan Pertanian Poros Desa Babakansawut-
Babakanmoyan
|
1.2
|
Sumber Daya
Air
|
1.2.1
|
Rehab Irigasi Cigunung II
|
1.2.2
|
Rehab Irigasi Cigunung I
|
1.2.3
|
Rehab Irigasi Cirakoneng- Cibitung- Babakandesa
|
1.2.4
|
Pembuatan Saluran Air Bersih Bakan Sawut
|
1.2.5
|
Penyediaan Sarana Air Bersih Cikondangamis
|
1.2.6
|
Penataan / Penambahan saluran Air bersih Dusun
Cibugel
|
1.2.7
|
Pengadaan meteran air bersih di dusun Cidomas dan
dusun Cibugel
|
1.3
|
Lingkungan
Hidup
|
1.3.1
|
Pembuatan MCK Di RT 07/01 Dusun Sirnarasa
|
1.3.2
|
Pembautan MCK di RT 01/02 Dusun Cidomas
|
1.3.3
|
Pembuatan MCK di RT 05/03 Dusun Cibugel
|
1.3.4
|
Pembuatan
Sumur Resapan Air Hujan
|
1.3.5
|
Penanganan dan Pengelolaan Sampah
|
II.
|
BIDANG SOSIAL
BUDAYA
|
2.1
|
Pendidikan
|
2.1.1
|
Pembinaan Kesenian dan Pengadaan Alat Musik
|
2.1.2
|
Bantuan Operasional TUTOR PAUD
|
2.1.3
|
Pembinaan Kesenian Tradisional
|
2.1.4
|
Bantuan Beasiswa Pendidikan
|
2.1.5
|
Pengadaan Sarana Bermain PAUD Ar-rohman
|
2.1.6
|
Pengadaan sarana bermain BKB Sirnarasa
|
2.2
|
Kesehatan
|
2.2.1
|
Pembinaan Kader Posyandu, PKK,RT/RW
|
2.2.2
|
Penyuluhan
tentang Kesehatan kepada masyarakat
|
2.2.3
|
Bantuan Masalah Sosial
|
2.2.4
|
Pengadaan Peralatan Posyandu
|
2.3
|
Pemerintahan
|
2.3.1
|
PembinaanPerangkat Desa
|
2.3.2
|
Pembinaan RT/RW
|
2.3.3
|
Bantuan Kesejahteraan Kader Posyandu, PKK, RT/RW
|
2.3.4
|
Pelatihan Keterampilan PKK (Menjahit, Kerajinan Tangan
dll)
|
2.4
|
Sosial
|
2.4.1
|
Bantuan Masalah Sosial dan Penanganan Bencana
|
2.5
|
Keagamaan
|
2.5.1
|
Bantuan Kesejahteraan Guru Ngaji dan TPA
|
2.5.2
|
Bantuan Alat-Alat Seni Keagamaan (Samroh,Rebana)
|
2.6
|
Seni dan
Budaya
|
2.6.1
|
Pengadaan Alat-alat Kesenian Tradisional
|
III.
|
BIDANG
EKONOMI
|
3.1
|
Pertanian
|
3.1.1
|
Penyedian sarana pertanian
|
3.1.2
|
Penyedian Bibit Padi
|
3.1.3
|
Penediaan Bibit jagung
|
3.1.4
|
Penanaman Lahan Kritis
|
3.1.5
|
Pelatihan Rehabilitasi Lahan Kritis
|
3.1.6
|
Pembuatan Agroforesti dan Pemanfaatan Lahan Bawah
Tegakan (PLBT)
|
3.1.7
|
Pelatiahan Penanganan Kawasan Hulu Cachment Area
Waduk Jati Gede
|
3.1.8
|
Lumbung Kelompok Tani
|
3.1.9
|
Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM)
|
3.1.10
|
Pembuatan Persemaian Mekar Mukti
|
3.1.11
|
Pembuatan Persemaian Sinar Harapan
|
3.1.12
|
Pembuatan Agroforestri dan PLBT
|
3.2
|
Peternakan/
Perikanan
|
3.2.1
|
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Ternak Domba
|
3.2.2
|
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Ternak Sapi
|
3.2.3
|
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Ternak Ayam
|
3.2.4
|
Pengembangan bibit ikan
|
3.2.5
|
Perlu pembinaan Keluarga Ternak
|
3.3
|
Perdagangan/
Koperasi/Industri
|
3.3.1
|
Pengembangan UP2K
|
3.3.2
|
Pengembangan BUMDES
|
3.3.3
|
Pengelohan makanan has daerah
|
3.3.4
|
Tambahan Modal Gakin Produktif
|
3.3.5
|
Pembangunan Pasar Desa
|
BAB V
PENUTUP
Keberhasilan
pelaksanaan pembangunan di tingkat Desa pada dasarnya ditentukan oleh sejauh
mana komitmen dan konsistensi pemerintahan dan masyarakat Desa saling
bekerjasama membangun Desa. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara
partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring
evaluasi akan lebih menjamin keberlangsungan pembangunan Desa. Sebaliknya
permasalahan dan ketidakpercayaan satu sama lain akan mudah muncul manakala
seluruh komunikasi dan ruang informasi bagi masyarakat tidak memadai.
Diharapkan
proses penyusunan RPJMDes 2013-2017 yang benar-benar partisipatif dan berorientasi
pada kebutuhan riil masyarakat akan mendorong percepatan pembangunan skala Desa
menuju kemandirian Desa. Selain itu dengan akurasi kegiatan yang dapat dengan
mudah diakses masyarakat Desa, maka diharapkan dalam proses penyusunan APB Desa
seluruhnya bisa teranggarkan secara proporsional.
Ditapkan
di Desa Cibugel
Pada
Tangal 25 Januari
2013
Kepala
Desa Cibugel
R U S M A N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar