Desa Cibugel telah ada sekitar tahun
1875 pada masa kolonial belanda yang disebut dengan kata lain Petinggi. Pada saat itu bersamaan dengan
keberadaan Kabupaten Sumedang. Desa Cibugel dipimpin oleh petinggi yaitu
seorang kepala desa pada saat itu. kepala desa atau disebut kuwu Cibugel yaitu
bernama ABAS, beliau adalah Kuwu pertama Desa Cibugel. Pada saat itu Indonesia
masih berada di bawah jajahan Belanda. Kemudian Pemerintahan selanjutnya
dipimpin oleh seorang kuwu bernama TIRTA DIRJA beliau adalah sesepuh dari Dusun
Cibugel pada saat itu. Bapak TIRTA DIRJA disebut oleh masyarakat dengan sebutan
Juragan Kuwu karna merupakan orang
yang kaya, sehingga pada masa pemerintahannya Desa Cibugel lebih berkembang.
Anak-anak dari Bapak TIRTA DIRJA juga banyak yang sukses dan menjadi
orang-orang yang terhormat di desa mereka. Pada masa itu, Desa Cibugel memiliku
7 dusun, yang kemudian dibagi menjadi 3 desa karena wilayahnya dinilai terlalu
luas, untuk memudahkan dalam menjalankan pemerintahan. Desa Cibugel dibagi menjadi
3 desa yaitu Desa Cibugel, Desa Cijaha dan Desa Antara.
Setelah pemerintahan Bapak TIRTA
DIRJA kemudian digantikan oleh Bapak WIKARTA PRAJA, yang masih merupakan
keturunan dari Bapak WIKARTA PRAJA. Setelah itu kepemimpinan diteruskan oleh
Bapak Adi Maja, kemudian Bapak Yaya Kuswaya dan kemudian kembali dipimpin oleh
Bapak Adi Maja. Setelah itu Bapak Mista, dilanjutkan oleh Bapak Atang dan
diteruskan lagi oleh Bapak Atjun Kamsu dan kemudian yang terakhir dan yang masih menjabat hingga
sekarang yaitu Bapak RUSMAN. Keseluruhan dari masa kepemimpinan tersebut semua
masih keturunan atau trah dari Bapak TIRTA DIRJA kecuali Bapak Atang.
Pada tahun 1975, Desa Cibugel dibagi
lagi menjadi dua yaitu Desa Sukaraja dan Desa Cibugel. Desa Sukaraja dikepalai
oleh Bapak H.Muhammad Noeh. Kemudian seiring berkembangnya maka Desa Sukaraja
kembali kemekarkan menjadi dua yaitu Desa Sukaraja dan Desa Tamansari. Pada
tahun 1982, Desa Cibugel kembali dimekarkan menjadi tiga desa yaitu Desa
Cibugel, Desa Jayamekar dan Desa Buanamekar. Kini, Desa Cibugel telah memiliki
tujuh desa yang merupakan pemekaran dari Desa Cibugel.
Desa Cibugel melewati masa
Penjajahan Belanda dan Jepang. Pada saat masa Belanda, eilayah Desa Cibugel
didominasi dengan perkebunan teh. Teh tersebut diolah dipabrik yang terletak di
dekat perkebunan tersebut. Hasil dari teh tersebut dikirim ke Eropa untuk
diperdagangkan. Para penduduk desa pun diperbantukan untuk mengelola perkebunan
tersebut.
Setelah belanda menyerah dan
kemudian digantikan oleh jepang, para tentara Jepang merusak perkebunan teh
tersebut dengan tujuan untuk merusak perdagangan teh di Eropa. Kemudian tanaman
teh digantikan dengan tanaman kacang tanah. Tanaman tersebut pun tumbuh dengan
suburnya karena tanah diwilayah cibugel merupakan tanah yang kaya akan unsur
hera. Sehingga ketika tanaman kacang tanah ditanam disana, maka kacang tanah
itu tumbuh hingga lutut orang dewasa karena suburnya.
Setelah kemerdekaan, Desa Cibugel
bergabung dengan wilayah Darmaraja. Penduduk Cibugel masih mengolah tanaman kacang
tanah, jagung dan padi sebagai sumber penghidupan mereka. Penduduk Desa Cibugel
merupakan masyarakat yang masih memegang erta adat istiadatnya. Selain itu
sifat kegotongroyongan masih kuat terjaga.
Desa Cibugel merupakan salah satu
tempat terjadinya pembantaian DI/TII Jawa Barat. Para anggota DI/TII
bersembunyi di hutan dekat dengan pemukiman warga kemudian pada suatu saat
mereka menyerang desa tersebut dengan tujuan mendapatkan bahan makanan dan
persediaan barang-barang untuk bertahan hidup dihutan tersebut. Pada saat
penyerangan tersebut menewaskan sekitar 130an warga desa dalam satu malam.
Maka dibuatlah sebuah tugu perigatan
untuk mengenang pembantaian DI/TII yang terjadi di Desa Cibugel tersebut. Tugu
tersebut berada di depan Kantor Desa Cibugel. Tempat menguburkan para warga
yang meninggal akibat pembantaian DI/TII tersebut tepat didepan Kantor Desa
Cibugel sekarang. Akan tetapi sebagian keluarga dari para warga yang memiliki
kerabat yang meninggal memindahkan kuburan keluarganya. Namun ada sebagian yang
masih tetap berada di dekat monumen tersebut. Bahkan kini tempat yang digunakan
untuk menguburkan para warga yang tewas dibangun masjid yang kemudian diberi
nama Masjid ASY-SYUHADA.
Berikut
ini daftar peristiwa yang terjadi di Desa Cibugel
TAHUAN KEJADIAN
|
PERISTWA BAIK
|
PERISTIWA BURUK
|
..ss/d 1945
|
|
Penjajahan
Belanda dan Jepang
|
1948-1959
|
|
Pemberontakan
DI/TII
|
1962
|
|
Paceklik/
Tapran
|
|
|
|
1963
|
Pembangunan
Balai Desa
|
|
1975
|
Pemekaran
Desa Cibugel dengan Desa Sukaraja
|
|
1982
|
Kedatangan
Gubernur Jawa Barat ( SOLIHINN)
|
Longsor
Cilingga
|
1982
|
Pemekaran
Desa Cibugel dengan Desa Jayamekar, Tamandari dan Buanamekar
|
|
1981-1982
|
Menerima
Bantuan Sapi Banpres
|
|
1991
|
Terbentuknya
Kecamatan Cibugel
|
|
2000
|
Menerima
Bantuan KUT
|
|
2003-2005
|
-
Adanya
Program PPK
-
Bantuan
Aspal Jalan Parapatan - Cipicung
|
|
TAHUAN KEJADIAN
|
PERISTWA BAIK
|
PERISTIWA BURUK
|
2006
|
Adanya
Program Raksa Desa
|
|
2007-2010
|
Adanya
Program PNPM-MP
|
|
2009
|
-
Adanya
Program PAMSIMAS
-
Bantuan
Domba dari PIK
-
Juara
1 Lomba RW Unggulan Tingkat Kabupaten Sumedang
-
Juara
4 (harapan I) Lomba Desa Tingkat Kabupaten Sumedang
-
Juara
3 Lomba Posyandu Tingkat Kabupaten Sumedang
|
Longsor
di Cigunugn I
|
2010
|
-
Juara
I Lomba Desa Tingkat Kabupaten Sumedang
-
Menjadi
Wakil Kabupaten Sumedang mengikuti Lomba Desa Tingkat Provinsi Jawa Barat
|
|
Waktos longsor Cilingga Tahun 1982, Gubernur Jabar anu rurumpaheun ka Cibugel teh sanes pa SOLIHIN GP kang tapi pa AANG KUNAEFI. Pa Solihin GP (1970 - 1974) Pa Aang Kunaefi (1975 - 1980) dan (1980 - 1985) du periode wakilna bp Soehoed Warnaen Peraatmadja. Da harita teh simkuring oge lalajo Helikopter turunna di sawah garing teu di lapang Jurutilu/lapang PGS (anu ayeuna kantor Kec).hehe.. waraas...
BalasHapusSaya ingin tahu tahun terjadinya pembantaian di cibugel oleh DI/TII
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus